Senin, 29 Februari 2016

paper epidemiologi bencana

BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA BERO DAN DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI



PAPER :
Di susun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester V
Mata Kuliah Epidemiologi Bencana
Peminatan Epidemiologi

Dosen Pengampu : Tri Puji Kurniawan, S.K.M., M.Kes.

Disusun Oleh :
Sri Murningsih
1351700012

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2015

Bencana Tanah Longsor Di Desa Bero Dan Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri

Sri Murningsih
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Univet Bantara Sukoharjo
E-mail: Srimurningsih22@gmail.com

Abstrak
Dari hasil kajian penelitian DPESDM Propinsi Jawa Tengah diperoleh data beberapa wilayah yang merupakan zona merah atau zona rawan kerentanan gerakan tanah. Wilayah itu dapat dimungkinkan sewaktu-waktu mengalami bencana alam tanah longsor. Di Wonogiri tercatat sebanyak 46 desa yang tersebar di 13 kecamatan yang masuk zona merah rawan longsor.
Dinas Pertambangan, Energi Sumber Daya Mineral(DPESDM) menyebut Kecamatan Manyaran sebagai salah satu wilayah yang masuk zona kerentanan gerakan tanah. Seperti yang terjadi Rabu malam  (15/4), sejumlah rumah di Desa Bero dan Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran terkena tanah longsor hingga menyebabkan 100 kk di Dusun Banasan, Desa Bero terisolasi karena akses menuju dusun tersebut terputus total . Di 13 kecamatan tersebut yang masuk zona merah mempunyai kemiringan rata-rata 10% hingga 70%. Hampir sekitar 245.36 km persegi total luasan zona merah yang ada di Wonogiri .
Kata kunci : Wonogiri, Rawan Bencana, Longsor.

I.  PENDAHULUAN
Dari hasil kajian penelitian DPESDM Propinsi Jawa Tengah diperoleh data beberapa wilayah yang merupakan zona merah atau zona rawan kerentanan gerakan tanah. Wilayah itu dapat dimungkinkan sewaktu-waktu mengalami bencana alam tanah longsor. Di Wonogiri tercatat sebanyak 46 desa yang tersebar di 13 kecamatan yang masuk zona merah rawan longsor. Dinas Pertambangan, Energi Sumber Daya Mineral(DPESDM) menyebut Kecamatan Manyaran sebagai salah satu wilayah yang masuk zona kerentanan gerakan tanah. Seperti yang terjadi Rabu (15/4), sejumlah rumah di Desa Bero dan Desa Kepuhsari , Kecamatan Manyaran terkena tanah longsor. Di 13 kecamatan tersebut yang masuk zona merah mempunyai kemiringan rata-rata 10% hingga 70%. Hampir sekitar 245.36 km persegi total luasan zona merah yang ada di Wonogiri ini.
Longsor dapat terjadi akibat pergerakan tanah yang dipicu dari curah hujan dengan intensitas tinggi, apalagi di daerah yang mempunyai kemiringan 10% sampai 70% dimanfaatkan untuk areal persawahan itu juga bisa memicu longsor.
Bencana alam tanah longsor yang terjadi Rabu malam (15/4) terjadi 5 titik longsor di Desa Kepuhsari. Sedangkan di Dusun Banasan, Desa Bero longsor terjadi hingga memutus akses jalan desa tersebut, akibatnya sejumlah 100 kk di wilayah tersebut terisolasi.  Kecamatan Manyaran termasuk dalam daerah zona merah. Masih di Desa Bero, khususnya di Dusun Kopen pada Februari 2013 lalu sempat mengalami bencana yang serupa, terpaksa sebanyak 43 kepala keluarga harus direlokasi ,namun letak relokasinya pun masih di wilayah zona merah.
II. METODE PENELITIAN
A.  LOKASI
Lokasi penelitian ini berada pada Desa Bero dan Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, yang mana sudah terjadi longsor di 5 titik sekaligus dalam sehari dan terjadi longsoran di desa bero yang menyebabkan putusnya akses jalan  utama desa tersebur, yakni pada bulan april 2015.
B.  METODE ANALISIS
Metodologi yang digunakan untuk penelitian, yaitu :
1)   Aplikasi teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dimanfaatkan  sebagai penunjang dalam penelitian dan sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis untuk mendukung analisis risiko bencana tanah longsor serta himbauan kepada warga untuk siaga bencana.
2)   Pengkajian potensi bahaya tanah longsor baik secara sekunder maupun survey lapangan. Data sekunder mencangkup kajian penelitian terdahulu tentang tanah longsor yang terjadi. Survey lapangan berupa survey potensi bencana bahaya tanah longsor meliputi kemiringan lahan, curah hujan, kondisi hidrologi, pemetaan longsor dan analisis mekanisme longsor pendahuluan.
3)   Analisis kerentanan, khususnya kerentanan dari data fisik.
4)   Analisis risiko bencana tanah longsor, khususnya analisis secara kualitatif.

III.  PEMBAHASAN
A.    LOKASI DAN WAKTU KEJADIAN :
Bencana gerakan tanah terjadi di Desa Bero dan Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran dan Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Pada hari Rabu , 16 April 2015 pukul 23.00 WIB setelah hujan deras yang turun sejak sore.

B.     JENIS GERAKAN TANAH :
Gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan.
C.    DAMPAK GERAKAN TANAH :
1.    Desa Bero
-       Akses jalan Dusun Banasan dengan Dusun Bero terputus total akibatnya 100 KK warga di wilayah tersebut terisolasi.
2.    Desa Kepuhsari :
Dampak yang ditibulkan akibat pergerakan tanah menyebabkan longsoran mengenai beberapa fasilitas warga, diantaranya :
-       kandang ternak
-       pagar rumah
-       talud
-       jalan.
-       Tanah bengkok amblas  

D.    KONDISI DAERAH BENCANA :
1.    Secara umum daerah bencana dan sekitarnya berupa daerah perbukitan
2.    Batuan penyusun di daerah bencana berdasarkan Peta Gelologi Lembar Surakarta dan Giritontro, Jawa (Surono, dkk,. 1992) terdiri dari tufa, breksi batuapung andesitan, batupasir tufan dan serpih (Tms).
3.    Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada bulan April di  Provinsi Jawa Tengah (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), daerah gerakan tanah terletak pada zona kerentanan gerakan tanah Menengah-Tinggi, artinya di daerah yang mempunyai potensi Menengah – Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
E.     FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA GERAKAN TANAH DIPERKIRAKAN :
1.      Curah hujan yang tinggi pada saat dan sebelum kejadian gerakan tanah.
2.      Kemiringan lereng yang terjal, menyebabkan material mudah bergerak.
3.      Tanah pelapukan yang lunak dan lepas-lepas sehingga mudah longsor.

IV.  MAKET MEDIA CENTER
Maket media center yang digunakan oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam menghadapi situasi tanggap darurat bencana longsor adalah Talk Show. Adapun yang menjadi topik dalam talk show ini adalah penanggulangan bencana tanah longsor di Kabupaten Wonogiri.. Pembentukan dan pelatihan Relawan Bencana yang berasal dari masing - masing SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri adalah untuk mendukung pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Wonogiri. 

V.KESIMPULAN DAN SARAN
A.  KESIMPULAN
1.      Di wilayah Kabupaten Wonogiri tercatat sebanyak 46 desa yang tersebar di 13 kecamatan yang masuk zona merah rawan longsor. Dinas Pertambangan, Energi Sumber Daya Mineral(DPESDM) menyebut Kecamatan Manyaran sebagai salah satu wilayah yang masuk zona kerentanan gerakan tanah.
2.      Telah terjadi gerakan tanah / longsor yang terjadi di Desa Bero dan Desa Manyaran Kabupaten Wonogiri.
3.      Longsor yang terjadi di Desa Bero mengakibatkan putusnya jalan yang menghubungkan akses Dusun Banasan dengan Dusun Bero, sehingga menyebabkan 100 KK warga di desa tersebut terisolalasi. Sedangkan longsor yang terjadi di Kepuhsari menyebabkan beberapa fasilitas warga terkena longsoran diantaranya : pagar rumah, kandang ternak, talud, jalan dan bangkok milik warga amblas dan kerugian yang dicapai hingga ratusan juta.
4.      Longsor yang terjadi di wilayah tersebut di sebabkan karena curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang rawan terhadap longsor.

B.  SARAN
1.      masyarakat yang tinggal di sekitar daerah bencana lebih waspada, karena daerah tersebut masih berpotensi untuk terjadinya longsor susulan dan diharap mengungsi ke tempat yang lebih aman terutama saat maupun setelah hujan deras yang berlangsung lama.
2.      Sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.  









DAFTAR PUSTAKA
Menteri Pertahanan. 2011, Defence Media Center  http://dmc.kemhan.go.id/post-kemhan-ikuti-pameran-idec-2011.html (Diakses Selasa, 29 Desember 2015)




http://diskominfo.bitungkota.go.id/media-center/                 


BIODATA PENULIS

Sri Murningsih, sedang menempuh pendidikan Strata 1 (S1). Saat ini berstatus Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo,  angkatan 2013.


















LAMPIRAN


A.    BERITA BENCANA

Longsor Isolasi 100 Keluarga Satu-Satunya Jalur Desa Tertimbun Tanah
MANYARAN- Bencana longsor kali ini menghajar dua desa di Kecamatan Manyaran, Wonogiri. Tang Bukit Bero ambrol hingga menutupi jalan pengubung desa. Akibatnya, ratusan warga di Desa Kepuhsari dan Desa Bero terisolasi. Peristiwa ini terjadi pada Rabu malam (15/4) sekitar pukul 23.00.
Kepala desa (Kades) Bero Roh Edi Wibowo saat dikonfirmasi terksit peristiwa itu mengatakan bahwa jalan penghubung Dusun Banasan dengan Dusun Bero, ambrol dan menutup jalan di bawahnya . Akibatnya, jalan tertutup material longsor dan tidak dapat dilalui. Ironisnya tidak ada jalur alternatif selain jalan hingga kini tertutup material longsor itu. ‘’ Sekitar 100 KK di Dusun Banasan, Terisolasi. Karena jalan satu-satunya sudah tidak bisa lagi dilalui, tertutup longsor sepanjang 100 meter dan ketinggian 4 meter, “ terang Roh Edi, kemarin.
Upaya pembersihan material longsor telah dilakukan secara bergotong-royong oleh warga setempat. Namun karena minimnya perlengkapan dan kondisi cuaca mengakibatkan belum maksimalnya pembersihan. “Mungkin baru besok (hari ini) bisa dilalui kembali. Di tempat ini tahun lalu juga longsor,” jelasnya.
Ternyata longsor tidak hanya terjadi di Desa Bero. Pada waktu bersamaan longsor juga melanda di Desa Kepuhsari . Kades Kepuhsari Sularjo saat dikonfirmasi terkait bencana longsor di Desanya mengatakan bahwa longsor terjadi di Lima titik sekaligus. Yakni, menimpa kandang ternak, pagar rumah , talud dan jalan.
“paling parah adalah longsor di tebing Sungai Oya. Bencana ini menyebabkan tanah bengkok milik perangkat desa amblas terbawa arus. Kerugian akibat longsor tebing ini sekitar 100 juta ,” uinta angkap Sularjo, Kamis (16/4).
Selain itu, longsor tebing sungai juga mengancam jalan utama di desa Kepuhsari. Jika sampai ambrol total , perkonomian desa itu dipastikan lumpuh, lantaran akan terputus. Karena itu, Kades setempat meminta ada perhatian lebih dari pemerintah daerah.
Longsor juga menimbun talud rumah warga Dusun Tlogo, Desa Kepuh, saat ini rusak . Yakni, milik wartoyo sepanjang 6 meter dengan ketinggian 3 meter.  Selain itu, satu kandang ternak milik Wartoyo Tukimo yang berada di Dusun Kauman juga roboh tertimpa longsor. “ Longsornya terjadi massif. Ada di mana-mana,” terang Sularjo.
Sularjo menambahkan, talut penghubung tempat wisata Banyu Nibo di Dusun Sendang juga ikut ambrol. Panjang 15 Meter dan tinggi 4 meter. Kerugian mencapai Rp 10 juta. Sementar itu, ruas jalan umum desa sepanjang a15 meter dan tinggi 7 meter ini tidak luput terkena longsor tebing. Kerugian ditaksir mencapai Rp 20 juta.
“ Meskipun tidak ada korban jiwa, beberapa kejadian longsor itu membuat kerugian besar. Kalau kami total mencapai Rp 150 juta,”terangnya.
B.     PESAN KUNCI
Identifikasi berita berdasarkan 5W + 1H
1.    What ( Apa bencana yang sedang terjadi ) ?
Bencana yang terjadi adalah longsor yang terjadi di Desa Kepuhsari dan Desa Bero Kecamatan Manyaran yang menyebabkan putusnya jalan penghubung di desa Banasan, Desa Bero dan menyebabkan 100 KK di wilayah tersebut terisolasi.
2.    Where ( Dimana bencana tersebut terjadi) ?
Desa Bero dan Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.
3.    When ( Kapan bencana tersebut terjadi ) ?
Bencana terjadi pada Rabu Malam pukul 23.00 WIB
4.    Who ( Siapa yang mengalami kejadian bencana tersebut ?
Ratusan warga Desa Bero dan Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.
5.    Why ( Mengapa bencana tersebut bisa terjadi ?
Tanah Bukit Bero ambrol sehingga menutup jalan penghubung desa.
6.    How ( Bagaimana terjadinya bencana tersebut ?
jalan penghubung Dusun Banasan dengan Dusun Bero, ambrol dan menutup jalan di bawahnya . Akibatnya, jalan tertutup material longsor dan tidak dapat dilalui. Ironisnya tidak ada jalur alternatif selain jalan hingga kini tertutup material longsor itu. Sekitar 100 KK di Dusun Banasan, Terisolasi. Karena jalan satu satunya sudah tidak bisa lagi dilalui, tertutup longsor sepanjang 100 meter dan ketinggian 4 meter.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar